- Jelang Bhayangkara Run 2025, Kapolda Riau Sampaikan Permintaan Maaf atas Rekayasa Lalu Lintas
- Ratusan Peserta Meriahkan Fun Run Menuju Riau Bhayangkara Run 2025
- Polres Siak Bongkar Sindikat Penipuan Madu Palsu, Empat Pria Asal Aceh Diamankan
- Polres Siak Gelar Patroli Blue Light dan Pengamanan Objek Vital di Kecamatan Dayun
- Polsek Tualang Ungkap Kasus Pencurian dengan Pemberatan, Pelaku dan Barang Bukti Diamankan
- Sinergi KPLP dan Ditresnarkoba Polda Riau Berhasil Cegah Peredaran Narkoba di Balik Lapas
- Polda Riau Tangkap Dua Pelaku Pembunuhan Sadis IRT di Kampar, Motif Uang Arisan dan Emas
- Melalui Program JALUR, Polres Inhu Berikan Pelayanan dan Bantuan ke Warga Bantaran Sungai Indragiri
- Bangga! Mahasiswa PCR Torehkan Prestasi di Ajang Pilmapres LLDIKTI Wilayah XVII 2025
- Polsek Kandis Bekuk Dua Pengedar Shabu, 11,21 Gram Barang Bukti Diamankan
Serang Pekerja Hingga Tewas, BBKSDA Riau Evakuasi Harimau di Pelalawan

Keterangan Gambar : Foto : Tim BBKSDA
FN Indonesia Pelalawan – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bergerak cepat menanggapi insiden konflik antara manusia dan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menyebabkan satu korban jiwa di Pelalawan.
Peristiwa tragis ini dilaporkan oleh pihak perusahaan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) pada Kamis, 13 Maret 2025, sekitar pukul 19.00 WIB.
Kepala BBKSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, menjelaskan bahwa korban bernama Yafao Zebua (50), seorang karyawan kontraktor bidang pemeliharaan tanaman.
"Korban mengalami luka cakaran di kepala bagian belakang, leher, serta paha atas kanan. Sayangnya, korban tidak dapat diselamatkan," jelasnya.
Menindaklanjuti kejadian ini, pada 14 Maret 2025, BBKSDA Riau menurunkan Unit Penyelamatan Satwa (UPS) untuk melakukan kajian dan upaya penanggulangan.
"Tim langsung memasang dua unit boxtrap di lokasi kejadian dan jalur lintasan harimau serta memasang camera trap untuk memantau pergerakan satwa liar. Selain itu, dilakukan sosialisasi kepada para pekerja dan patroli bersama untuk mencegah konflik serupa di masa mendatang," imbuhnya.
Setelah dua hari pemasangan perangkap, pada 16 Maret 2025, harimau sumatera akhirnya masuk ke dalam kandang jebak (boxtrap) yang dipasang di lokasi kejadian. Petugas BBKSDA Riau segera mengevakuasi harimau tersebut ke camp pekerja menggunakan kendaraan air, sebelum dipindahkan ke kandang habituasi untuk menjalani observasi dan perawatan sebelum dilepasliarkan kembali ke alam.
Sebagai langkah pencegahan, BBKSDA Riau akan meningkatkan patroli di area rawan konflik, melakukan edukasi kepada masyarakat terkait tindakan yang harus dilakukan jika bertemu dengan harimau sumatera, serta mendorong penerapan sistem peringatan dini di wilayah yang berbatasan dengan habitat satwa liar.
"Kami mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan jejak atau melihat keberadaan harimau sumatera di sekitar pemukiman. Laporan dapat disampaikan melalui call center BBKSDA Riau atau aparat desa setempat. Selain itu, masyarakat diingatkan untuk tidak memburu satwa yang menjadi mangsa alami harimau sumatera, seperti rusa dan babi hutan, guna menjaga keseimbangan ekosistem," tutup Kepala BBKSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan.
Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait, diharapkan upaya konservasi harimau sumatera dapat terus berjalan tanpa mengancam keselamatan manusia maupun kelestarian satwa liar. (***)
Editor : Ferdian Eriandy