- Polda Riau Tanggapi Insiden Anarkis Saat Penertiban PETI di Kuantan Singingi, Pelaku Segera Diproses Hukum
- Kapolres Kampar Tanamkan Nilai Cinta Lingkungan Sejak Dini Lewat Program Green Policing di TK Pertiwi
- BNNP Riau Ungkap Empat Kasus Narkotika, Sita 6,1 Kg Sabu dan 970 Butir Ekstasi
- Mobil Xpander Hilang Kendali, Tabrak Brio dan Pohon di Dekat Taman Labuay Pekanbaru
- Polsek Batu Hampar Sosialisasikan Green Policing, Ajak Siswa TK Cinta Lingkungan Sejak Dini
- Pastikan Disiplin Anggota, Kapolres Kampar Lakukan Inspeksi Mendadak Senpi Dinas
- Tim Subdit I Ditresnarkoba Polda Riau Gulung Sindikat Narkoba, Sita 923 Ekstasi dan 1,3 Kg Sabu
- Lewat Konsep Green Policing, Kapolda Riau Ajak Pelajar Darma Yudha Jadi Generasi Penjaga Bumi
- Tim Raga Polres Pelalawan Gelar Patroli Gabungan, Ciptakan Kamtibmas Kondusif di Akhir Pekan
- Green Policing dan Keterampilan Public Speaking Jadi Fokus Kapolda Riau dalam Pembinaan Personil
PJ.Gubernur Riau : Angka Stunting Menurun, Jangan Lengah Jaga Kualitas SDM dan Daya Saing Masyarakat

Fn-Indonesia.com. Pekanbaru – Pj. Gubernur Riau (Gubri), SF Hariyanto, mengungkapkan bahwa angka prevalensi stunting di Provinsi Riau pada tahun 2023 mencapai 13,6 persen. Angka tersebut merupakan pencapaian yang baik karena melebihi target yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, yakni 14 persen.
"Dengan angka prevalensi stunting di bawah target yang ditetapkan, kita tidak boleh merasa puas dan mengendorkan semangat dalam upaya menurunkan angka stunting di negara kita," ucapnya saat menghadiri Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Riau, Selasa(02/04/24) di Grand Central Hotel Pekanbaru.
Baca Lainnya :
- Pemprov Riau Larang Pejabat Gunakan Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran 20240
- Polda Sumsel Kembali Ungkap Sindikat Penyalahgunaan BBM Subsidi di SPBU Talang Padang0
- Kapolda Riau Buka Pra Ops Ketupat Lancang Kuning 20240
- Ops Ketupat Musi 2024, Kapolda Sumsel : Moment Terbaik Untuk Layani Masyarakat0
- Jumlah Pemudik di Bandara SSQ II Pekanbaru Mulai Meningkat0
Pj Gubri menegaskan bahwa isu stunting merupakan penghambat dalam mencapai Indonesia Emas 2045 karena dapat menurunkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan daya saing masyarakat di masa depan.
"Dalam percepatan penurunan stunting, kita tidak bisa hanya bergantung pada satu pihak. Pemerintah Provinsi, kota, dan kabupaten, serta lembaga terkait harus bekerja sama secara sinergis untuk mengatasi masalah ini," katanya.
Hariyanto menekankan pentingnya data sasaran dalam perencanaan penurunan stunting. Posyandu menjadi sarana penting untuk mengidentifikasi ibu hamil dan anak-anak yang berisiko stunting.
"Sasaran jangka pendek harus difokuskan pada ibu hamil, ibu dengan bayi dua tahun, dan perluasan cakupan posyandu. Sedangkan untuk sasaran jangka menengah, kita perlu memperhatikan ibu dengan bayi lima tahun (balita), sanitasi, dan air bersih," pungkasnya.
Sementara Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, Tavip Agus Rayanto, menekankan pentingnya pencegahan stunting selain penanganannya.
"Kita harus memberi perhatian pada anak-anak stunting dan tidak hanya fokus pada penurunan angka saja. Pencegahan merupakan hal yang jauh lebih penting," ujarnya.