- Sinergi KPLP dan Ditresnarkoba Polda Riau Berhasil Cegah Peredaran Narkoba di Balik Lapas
- Polda Riau Tangkap Dua Pelaku Pembunuhan Sadis IRT di Kampar, Motif Uang Arisan dan Emas
- Melalui Program JALUR, Polres Inhu Berikan Pelayanan dan Bantuan ke Warga Bantaran Sungai Indragiri
- Bangga! Mahasiswa PCR Torehkan Prestasi di Ajang Pilmapres LLDIKTI Wilayah XVII 2025
- Polsek Kandis Bekuk Dua Pengedar Shabu, 11,21 Gram Barang Bukti Diamankan
- Deteksi Dini Cegah Kamtib, Lapas Pekanbaru Intensifkan Razia Kamar Hunian
- Kapolda Riau Tegaskan Pentingnya Kesadaran Kolektif dalam Penyelamatan TNTN
- Satgas PKH Kembali Selamatkan 311 Hektar Lahan di TNTN, Masyarakat Serahkan Sukarela
- Sinergi TNI-Polri, Danramil dan Camat Sambangi Polsek Pekanbaru Kota Rayakan HUT Bhayangkara 2025
- Presiden Beri Penghargaan Bergengsi kepada Divisi Humas Polri dan Enam Satuan Kerja Lain
PJ.Gubernur Riau : Angka Stunting Menurun, Jangan Lengah Jaga Kualitas SDM dan Daya Saing Masyarakat

Fn-Indonesia.com. Pekanbaru – Pj. Gubernur Riau (Gubri), SF Hariyanto, mengungkapkan bahwa angka prevalensi stunting di Provinsi Riau pada tahun 2023 mencapai 13,6 persen. Angka tersebut merupakan pencapaian yang baik karena melebihi target yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, yakni 14 persen.
"Dengan angka prevalensi stunting di bawah target yang ditetapkan, kita tidak boleh merasa puas dan mengendorkan semangat dalam upaya menurunkan angka stunting di negara kita," ucapnya saat menghadiri Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Riau, Selasa(02/04/24) di Grand Central Hotel Pekanbaru.
Baca Lainnya :
- Pemprov Riau Larang Pejabat Gunakan Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran 20240
- Polda Sumsel Kembali Ungkap Sindikat Penyalahgunaan BBM Subsidi di SPBU Talang Padang0
- Kapolda Riau Buka Pra Ops Ketupat Lancang Kuning 20240
- Ops Ketupat Musi 2024, Kapolda Sumsel : Moment Terbaik Untuk Layani Masyarakat0
- Jumlah Pemudik di Bandara SSQ II Pekanbaru Mulai Meningkat0
Pj Gubri menegaskan bahwa isu stunting merupakan penghambat dalam mencapai Indonesia Emas 2045 karena dapat menurunkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan daya saing masyarakat di masa depan.
"Dalam percepatan penurunan stunting, kita tidak bisa hanya bergantung pada satu pihak. Pemerintah Provinsi, kota, dan kabupaten, serta lembaga terkait harus bekerja sama secara sinergis untuk mengatasi masalah ini," katanya.
Hariyanto menekankan pentingnya data sasaran dalam perencanaan penurunan stunting. Posyandu menjadi sarana penting untuk mengidentifikasi ibu hamil dan anak-anak yang berisiko stunting.
"Sasaran jangka pendek harus difokuskan pada ibu hamil, ibu dengan bayi dua tahun, dan perluasan cakupan posyandu. Sedangkan untuk sasaran jangka menengah, kita perlu memperhatikan ibu dengan bayi lima tahun (balita), sanitasi, dan air bersih," pungkasnya.
Sementara Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, Tavip Agus Rayanto, menekankan pentingnya pencegahan stunting selain penanganannya.
"Kita harus memberi perhatian pada anak-anak stunting dan tidak hanya fokus pada penurunan angka saja. Pencegahan merupakan hal yang jauh lebih penting," ujarnya.