- Kapolres Kampar Tanamkan Nilai Cinta Lingkungan Sejak Dini Lewat Program Green Policing di TK Pertiwi
- BNNP Riau Ungkap Empat Kasus Narkotika, Sita 6,1 Kg Sabu dan 970 Butir Ekstasi
- Mobil Xpander Hilang Kendali, Tabrak Brio dan Pohon di Dekat Taman Labuay Pekanbaru
- Polsek Batu Hampar Sosialisasikan Green Policing, Ajak Siswa TK Cinta Lingkungan Sejak Dini
- Pastikan Disiplin Anggota, Kapolres Kampar Lakukan Inspeksi Mendadak Senpi Dinas
- Tim Subdit I Ditresnarkoba Polda Riau Gulung Sindikat Narkoba, Sita 923 Ekstasi dan 1,3 Kg Sabu
- Lewat Konsep Green Policing, Kapolda Riau Ajak Pelajar Darma Yudha Jadi Generasi Penjaga Bumi
- Tim Raga Polres Pelalawan Gelar Patroli Gabungan, Ciptakan Kamtibmas Kondusif di Akhir Pekan
- Green Policing dan Keterampilan Public Speaking Jadi Fokus Kapolda Riau dalam Pembinaan Personil
- Jaringan Narkoba Lintas Provinsi Terungkap, Dua Pelaku Diamankan Ditresnarkoba Polda Riau
Kapal Kargo Malaysia Dilaporkan Hilang, Lokasi terakhir kapal yang terdeteksi di Indonesia

Keterangan Gambar : Kapal Kargo
FN-Indonesia.com. Jakarta - Sebuah kapal kargo asal Malaysia yang mengangkut lima awak kapal, dua diantaranya adalah warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan hilang sejak sepekan terakhir.
Direktur Badan Penegakan Maritim Malaysia (Malaysian Maritime Enforcement Agency/MMEA), Laksamana Pertama Nurul Hizam Zakaria, mengatakan bahwa kapal kargo MV Dai Cat 06 itu tengah membawa pipa logam senilai 726 ribu ringgit Malaysia (Rp2,5 miliar).
"Informasi ini kami terima pada Senin setelah agen kapal membuat laporan ke polisi. Lokasi terakhir kapal terdeteksi pada 1 Januari melalui Sistem Identifikasi Otomatis. Kapal tersebut saat itu berada di perairan Indonesia dan berjarak sekitar 0,3 kilometer laut dari perairan Johor," ungkapnya dikutip dari cnnindonesia.com, Rabu (11/1/23).
Diketahui, kapal kargo ini meninggalkan Kampung Acheh di Perak pada 23 Desember 2022 dan seharusnya sudah mencapai Kuching, Sarawak pada 31 Desember 2022.
Lokasi terakhir kapal yang terdeteksi pada 1 Januari 2023 adalah di perairan Indonesia, sekitar 0,2 mil dari perairan Johor.
Lebih lanjut, Nurul Hizam Zakaria mengatakan, lima ABK ini terdiri dari dua WNI dan tiga warga Malaysia, berusia antara 20 hingga 57 tahun.
"Pada pukul 22.42 malam waktu setempat, Pusat Kendali Misi Malaysia dan Pusat Komando Operasi Polisi Singapura mendeteksi sinyal darurat dari kapal. Sinyal SOS datang dari sekitar 30 mil barat laut Pemangkat, Indonesia. Saat itu, MMEA langsung menghubungi otoritas Indonesia dan Singapura untuk koordinasi pencarian," jelasnya.