- Polda Riau Tanggapi Insiden Anarkis Saat Penertiban PETI di Kuantan Singingi, Pelaku Segera Diproses Hukum
- Kapolres Kampar Tanamkan Nilai Cinta Lingkungan Sejak Dini Lewat Program Green Policing di TK Pertiwi
- BNNP Riau Ungkap Empat Kasus Narkotika, Sita 6,1 Kg Sabu dan 970 Butir Ekstasi
- Mobil Xpander Hilang Kendali, Tabrak Brio dan Pohon di Dekat Taman Labuay Pekanbaru
- Polsek Batu Hampar Sosialisasikan Green Policing, Ajak Siswa TK Cinta Lingkungan Sejak Dini
- Pastikan Disiplin Anggota, Kapolres Kampar Lakukan Inspeksi Mendadak Senpi Dinas
- Tim Subdit I Ditresnarkoba Polda Riau Gulung Sindikat Narkoba, Sita 923 Ekstasi dan 1,3 Kg Sabu
- Lewat Konsep Green Policing, Kapolda Riau Ajak Pelajar Darma Yudha Jadi Generasi Penjaga Bumi
- Tim Raga Polres Pelalawan Gelar Patroli Gabungan, Ciptakan Kamtibmas Kondusif di Akhir Pekan
- Green Policing dan Keterampilan Public Speaking Jadi Fokus Kapolda Riau dalam Pembinaan Personil
Hasil Otopsi Ungkap Penyebab Kematian Bocah 8 Tahun di Rengat, Infeksi Akut Akibat Usus Buntu Pecah

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Rengat, Indragiri Hulu – Misteri kematian KB, bocah laki-laki berusia 8 tahun asal Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, akhirnya terungkap. Hasil otopsi yang dilakukan oleh tim forensik Polda Riau bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UNRI), Rabu, (4/6/2025).
Pemeriksaan forensik dipimpin oleh dr. Muhammad Tegar Indrayana, Sp.F, spesialis forensik dan medicolegal dari FK UNRI, dan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari, Rengat. Proses otopsi dilakukan secara menyeluruh dan berdasarkan fakta-fakta medis serta temuan pendukung lainnya.
AKBP Supriyanto, Kasubbid Dokpol Bidokkes Polda Riau, menyampaikan hasil resmi otopsi tersebut dalam keterangan pers. Ia menjelaskan bahwa pada tubuh korban ditemukan sejumlah luka memar, terutama pada bagian perut sebelah kiri. “Kami menemukan memar pada perut kiri serta memar-memar lainnya yang menunjukkan adanya trauma tumpul,” ujar AKBP Supriyanto.
Baca Lainnya :
- Jelang Idul Adha 1446 H, Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan BBM di Riau0
- Bhabinkamtibmas Sungai Sialang Jalin Silaturahmi Bersama Pj. Penghulu, Perkuat Sinergitas Jaga Kamtibmas0
- Polres Kepulauan Meranti Gagalkan Penyelundupan 25 Ton Kayu Ilegal di Selat Ringgit0
- Arus Penumpang Internasional di Bandara Pekanbaru Naik Drastis Saat Libur Kenaikan Isa Almasih0
- Preman Duduki Lahan di Rumbai Dibekuk Tim RAGA Polresta Pekanbaru, Dibayar 18 Juta Perbulan0
Lebih lanjut, tim forensik menemukan adanya perforasi atau kebocoran pada usus di bagian kanan perut. Kondisi ini menunjukkan bahwa usus buntu korban telah pecah dan menyebabkan infeksi luas di rongga perut (peritonitis). Infeksi inilah yang kemudian berkembang menjadi infeksi sistemik (sepsis), yang berujung pada kematian korban.
“Penyebab kematian kami simpulkan akibat infeksi sistemik yang disebabkan oleh pecahnya appendiks, sehingga terjadi peradangan dan infeksi menyeluruh dalam rongga perut,” jelas AKBP Supriyanto, Kasubbid Dokpol Bidokkes Polda Riau.
Hasil otopsi ini penting untuk menjernihkan berbagai spekulasi yang berkembang di masyarakat terkait penyebab kematian korban. Meski ditemukan memar pada tubuh, hasil pemeriksaan medis menegaskan bahwa trauma tersebut tidak langsung menyebabkan kematian, melainkan infeksi berat akibat kondisi medis yang serius.
Konferensi pers di hadiri Dirreskrimum Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan, Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar bersamaa jajaran personil Polres Inhu, serta Kombes Pol Anom Karibianto yang diwakili AKBP Vera plh Bid Humas Polda Riau.
Pihak kepolisian menyatakan masih akan melanjutkan penyelidikan untuk memastikan tidak adanya unsur kelalaian atau kekerasan lain yang mungkin terkait. (***)
Editor : Ferdian Eriandy