- Kapolres Kampar Tanamkan Nilai Cinta Lingkungan Sejak Dini Lewat Program Green Policing di TK Pertiwi
- BNNP Riau Ungkap Empat Kasus Narkotika, Sita 6,1 Kg Sabu dan 970 Butir Ekstasi
- Mobil Xpander Hilang Kendali, Tabrak Brio dan Pohon di Dekat Taman Labuay Pekanbaru
- Polsek Batu Hampar Sosialisasikan Green Policing, Ajak Siswa TK Cinta Lingkungan Sejak Dini
- Pastikan Disiplin Anggota, Kapolres Kampar Lakukan Inspeksi Mendadak Senpi Dinas
- Tim Subdit I Ditresnarkoba Polda Riau Gulung Sindikat Narkoba, Sita 923 Ekstasi dan 1,3 Kg Sabu
- Lewat Konsep Green Policing, Kapolda Riau Ajak Pelajar Darma Yudha Jadi Generasi Penjaga Bumi
- Tim Raga Polres Pelalawan Gelar Patroli Gabungan, Ciptakan Kamtibmas Kondusif di Akhir Pekan
- Green Policing dan Keterampilan Public Speaking Jadi Fokus Kapolda Riau dalam Pembinaan Personil
- Jaringan Narkoba Lintas Provinsi Terungkap, Dua Pelaku Diamankan Ditresnarkoba Polda Riau
Harga Cabai Meroket di Pekanbaru, Cabai Merah Bukit Tembus Rp100 Ribu per Kilogram

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Pekanbaru – Harga cabai di Kota Pekanbaru meroket tajam dalam sepekan terakhir. Kenaikan drastis ini dirasakan langsung oleh para pedagang maupun pembeli di sejumlah pasar tradisional, salah satunya Pasar Agus Salim, Pekanbaru.
Seorang pedagang, Yolanda, mengungkapkan harga cabai merah kini berada di titik tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, cabai merah asal Bukittinggi dan Medan menjadi komoditas yang paling terdampak lonjakan harga.
“Sekilo cabai merah Bukit tembus Rp100 ribu. Padahal minggu lalu memang sudah naik, tapi masih berkisar antara Rp70 ribu sampai Rp80 ribu per kilo,” jelas Yolanda, Rabu (24/9/2025).
Selain cabai merah, harga cabai rawit Medan juga ikut melonjak. Saat ini, satu kilogram cabai rawit Medan dibanderol Rp80 ribu. Sementara itu, beberapa jenis cabai lain relatif stabil namun tetap tergolong tinggi.
“Cabai hijau besar, cabai rawit hijau, dan cabai setan sekitar Rp60 ribu per kilogram,” tambahnya.
Lonjakan harga ini membuat pedagang dan konsumen sama-sama mengeluh. Pedagang mengaku terpaksa mengurangi jumlah pasokan yang mereka beli karena modal semakin besar, sementara daya beli masyarakat menurun.
“Banyak pembeli sekarang hanya beli seperempat kilo atau setengah kilo. Jarang ada yang berani beli satu kilo, apalagi cabai merah Bukit,” kata Yolanda.
Kenaikan harga cabai ini disebut-sebut dipengaruhi faktor pasokan dari daerah penghasil yang menurun akibat cuaca ekstrem. Sejumlah petani di Sumatra Barat dan Sumatra Utara dikabarkan mengalami penurunan hasil panen, sehingga berdampak pada distribusi ke Pekanbaru dan sekitarnya.
Kondisi ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga beberapa minggu ke depan jika pasokan tidak kembali stabil. Sementara itu, masyarakat berharap pemerintah dapat segera melakukan upaya stabilisasi harga agar tidak semakin membebani kebutuhan dapur. (F)