- Kapolres Kampar Tanamkan Nilai Cinta Lingkungan Sejak Dini Lewat Program Green Policing di TK Pertiwi
- BNNP Riau Ungkap Empat Kasus Narkotika, Sita 6,1 Kg Sabu dan 970 Butir Ekstasi
- Mobil Xpander Hilang Kendali, Tabrak Brio dan Pohon di Dekat Taman Labuay Pekanbaru
- Polsek Batu Hampar Sosialisasikan Green Policing, Ajak Siswa TK Cinta Lingkungan Sejak Dini
- Pastikan Disiplin Anggota, Kapolres Kampar Lakukan Inspeksi Mendadak Senpi Dinas
- Tim Subdit I Ditresnarkoba Polda Riau Gulung Sindikat Narkoba, Sita 923 Ekstasi dan 1,3 Kg Sabu
- Lewat Konsep Green Policing, Kapolda Riau Ajak Pelajar Darma Yudha Jadi Generasi Penjaga Bumi
- Tim Raga Polres Pelalawan Gelar Patroli Gabungan, Ciptakan Kamtibmas Kondusif di Akhir Pekan
- Green Policing dan Keterampilan Public Speaking Jadi Fokus Kapolda Riau dalam Pembinaan Personil
- Jaringan Narkoba Lintas Provinsi Terungkap, Dua Pelaku Diamankan Ditresnarkoba Polda Riau
Gubernur Riau Kecewa, Kadisdik Riau Kena Semprot Soal Data Pendidikan

Keterangan Gambar : Foto : Diskominfotik Provinsi Riau
FN Indonesia Pekanbaru – Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid menyatakan kekecewaannya saat melakukan kunjungan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Riau pada Kamis (6/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Riau, Edi Rusma Dinata, mendapat teguran keras dari Gubernur karena tidak bisa menyajikan data lengkap terkait jumlah siswa, guru, serta sarana dan prasarana pendidikan di Riau.
Gubri Wahid menilai data tersebut sangat mendasar dalam sistem pendidikan dan seharusnya menjadi pegangan utama Disdik Riau.
"Kok bisa datanya tidak lengkap? Ini kan seharusnya kalian lebih tahu," ujar Wahid dengan nada kecewa.
Tak hanya soal data, Wahid juga menyoroti permasalahan sebuah SMA di Dumai yang kondisinya memprihatinkan. Sekolah tersebut berada di zona hijau atau kawasan hutan, sehingga Disdik Riau mengaku kesulitan dalam memperbaiki sarana dan prasarana di sana. Namun, alasan ini tidak diterima begitu saja oleh Gubri dan Wakil Gubernur Riau, SF Hariyanto.
SF Hariyanto menegaskan bahwa semua permasalahan bisa dicarikan jalan keluar jika ada kepedulian, salah satunya dengan mekanisme pinjam pakai lahan.
Selain itu, Wahid juga meminta Disdik Riau menginventarisasi jumlah sekolah dibandingkan dengan jumlah lulusan agar daya tampung sekolah mencukupi.
Ia menekankan pentingnya biaya pendidikan yang terjangkau, bahkan menginginkan pendidikan gratis jika memungkinkan, guna menekan angka putus sekolah di Riau.
"Saya minta sekolah tidak berbiaya tinggi. Kalau pun ada biaya, masih terjangkau. Kalau bisa, gratis. Saya ingin daya tampung sekolah di Riau mencukupi. Ini juga upaya menurunkan angka putus sekolah," tegas Wahid.
Usai pertemuan, Kadisdik Riau Edi Rusma Dinata memilih menghindari wawancara dengan awak media. Dengan raut wajah yang tampak tidak bersahabat, ia langsung meninggalkan lokasi bersama rombongan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau.
"Tak ada wawancara," ujar Edi singkat sebelum bergegas pergi. (***)
Editor : Ferdian Eriandy