Kapolda Riau Tinjau TWA Buluh Cina, Perkuat Patroli Konservasi dan Konsep Green Policing

Kapolda Riau Tinjau TWA Buluh Cina, Perkuat Patroli Konservasi dan Konsep Green Policing

By FN INDONESIA 06 Nov 2025, 19:03:16 WIB Daerah
Kapolda Riau Tinjau TWA Buluh Cina, Perkuat Patroli Konservasi dan Konsep Green Policing

Keterangan Gambar : Foto : Istimewa


FN Indonesia Kampar – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, melakukan patroli kehutanan sekaligus meninjau langsung kawasan konservasi di Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina, Kabupaten Kampar, Kamis (6/11/2025).

Dalam kunjungan tersebut, jenderal bintang dua itu meninjau kondisi kawasan konservasi sekaligus berinteraksi dengan satwa gajah yang menjadi penghuni tetap TWA Buluh Cina. Irjen Herry hadir bersama Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono, personel Bhabinkamtibmas, dan sejumlah petugas konservasi gajah.

Di lokasi, Kapolda Riau menyempatkan diri memberi makan seekor anak gajah bernama Dona, yang merupakan hasil perkawinan antara induk betina Ngatini dan gajah jantan Robin. Dengan santai, Irjen Herry tampak memberi tebu dan buah nenas kepada Dona yang baru berusia satu tahun.

Usai berinteraksi dengan “keluarga gajah” tersebut, Irjen Herry menegaskan komitmen jajarannya dalam memperkuat sinergi penegakan hukum di bidang kehutanan dan lingkungan hidup.

“Patroli ini bagian dari koordinasi dan penguatan sinergitas penegakan hukum di bidang kehutanan, bersama BKSDA dan instansi terkait lainnya,” ujar Irjen Herry.

Ia menambahkan, Polda Riau konsisten menerapkan konsep green policing sebagai pendekatan kepolisian yang berwawasan lingkungan, khususnya dalam menghadapi praktik perambahan hutan, perburuan satwa liar, serta aktivitas ilegal lain di kawasan konservasi.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Riau Supartono menyambut baik kehadiran Kapolda Riau di kawasan konservasi tersebut.

“Kebetulan Pak Kapolda sedang melakukan patroli. Beliau mampir untuk melihat potensi wisata TWA Buluh Cina sekaligus berinteraksi dengan tiga gajah jinak kami. Beliau sangat senang melihat kondisi gajah di sini,” kata Supartono.

Menurut Supartono, kawasan TWA Buluh Cina akan dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata alam unggulan di Riau. Selain wisata edukasi gajah, pihaknya juga tengah menyiapkan konsep “tree hugging” atau wisata peluk pohon, yang kini populer sebagai bentuk relaksasi dan pendekatan dengan alam.

Supartono mengakui, hingga kini masih terdapat ancaman perambahan dan aktivitas ilegal di sekitar wilayah konservasi.

“Setiap kawasan pasti ada gangguan. Di ujung kawasan ini juga ada bagian yang sudah dibuka menjadi kebun sawit. Itu dulunya lahan masyarakat yang kemudian diserahkan kepada pemerintah,” jelasnya.

Ia menegaskan pentingnya patroli berkala untuk memastikan kawasan konservasi tetap terjaga, termasuk habitat gajah Sumatera yang dilindungi.

TWA Buluh Cina sendiri dikenal sebagai kawasan eko-eduwisata, tempat pelestarian alam, edukasi satwa, serta lokasi penelitian gajah Sumatera. Kawasan ini menjadi salah satu pusat konservasi penting di Provinsi Riau untuk mengenalkan nilai-nilai pelestarian alam dan menjaga keberlangsungan populasi gajah di bumi Melayu. (***)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment