- Kapolda Riau Meriahkan CFD, Framing Pacu Jalur Tampilkan Budaya Riau di Tengah Kota
- Jelang Bhayangkara Run 2025, Kapolda Riau Sampaikan Permintaan Maaf atas Rekayasa Lalu Lintas
- Ratusan Peserta Meriahkan Fun Run Menuju Riau Bhayangkara Run 2025
- Polres Siak Bongkar Sindikat Penipuan Madu Palsu, Empat Pria Asal Aceh Diamankan
- Polres Siak Gelar Patroli Blue Light dan Pengamanan Objek Vital di Kecamatan Dayun
- Polsek Tualang Ungkap Kasus Pencurian dengan Pemberatan, Pelaku dan Barang Bukti Diamankan
- Sinergi KPLP dan Ditresnarkoba Polda Riau Berhasil Cegah Peredaran Narkoba di Balik Lapas
- Polda Riau Tangkap Dua Pelaku Pembunuhan Sadis IRT di Kampar, Motif Uang Arisan dan Emas
- Melalui Program JALUR, Polres Inhu Berikan Pelayanan dan Bantuan ke Warga Bantaran Sungai Indragiri
- Bangga! Mahasiswa PCR Torehkan Prestasi di Ajang Pilmapres LLDIKTI Wilayah XVII 2025
Antisipasi Kasus Rabies di Enam Provinsi

FN-Indonesia.com. Jakarta - Mengantisipasi kasus rabies di enam provinsi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Enam provinsi itu antara lain, Bali, NTT, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Kalimantan Barat.
"Itu daerah-daerah yang cukup tinggi kematian di sana. Itu daerah-daerah yang menjadi fokus kita dalam waktu dekat ini," jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, Sabtu (3/6/23).
Upaya antisipasi telah dilakukan sejak lama di enam provinsi tersebut. Hal itu karena jumlah kematian akibat rabies yang cukup tinggi.
Baca Lainnya :
- 29 Motor Tanpa Surat Diamankan Polisi Saat Gelar Razia Malam0
- Tim SAR Gabungan Lanjutkan Pencarian Mahasiswa PCR Tenggelam Dipulau Cinta0
- Polsek Senapelan Amankan 2 Gadis Belia Open BO yang Peras Tamu Hotel0
- Rakernis Divisi Hubinter, Kapolri: Kesetaraan Gender Hingga Pemberantasan TPPO0
- Sehari Usai Beraksi Pelaku Perampokan berhasil Ditangkap Polsek pinggir0
"Di NTT itu ada satu yang meninggal, Sulsel ada tiga, Kalbar ada dua, dan Sumatra Barat ada dua. Jadi ini yang harus kita waspadai," tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Imran menyampaikan penyebab kasus kematian karena warga terlambat datang ke fasilitas kesehatan. "Misalkan baru dua bulan baru ke fasilitas kesehatan," kata Imran.
Imran menyebutkan, dua kabupaten di NTT ditetapkan sebagai daerah Kasus Luar Biasa (KLB) rabies. Yaitu Sikka di Pulau Flores dan Timor Tengah Selatan di Pulau Timor.
"Khusus untuk NTT terdapat dua kabupaten yang ditetapkan sebagai KLB rabies. Penetapan status KLB rabies dilakukan oleh dua kepala daerah setempat," ungkapnya.
Provinsi bebas rabies yakni, Kepri, Babel, DKI Jakarta, Jateng, Yogyakarta, Jatim, dan seluruh provinsi di Papua.
"Semoga tidak ada rabies di provinsi tersebut," ucapnya.
Di sisi lain, ia menyarankan masyarakat untuk mengetahui tanda-tanda anjing yang terkena rabies. Antara lain, hewan anjing itu berubah menjadi ganas dan tidak menurut pada pemilikinya.
"Jadi anjing yang biasanya nurut dan dibelai dia mau. Tiba-tiba ganas dan menyerang pemiliknya, itu hati-hati," tuturnya
Tanda yang kedua, menurutnya, kalau anjing itu kesulitan menelan dan mulutnya terbuka, dan terus mengeluarkan air liur. "Dia tidak bisa menutup mulutnya, karena ototnya kaku," kata Imran.
yang ketiga, anjing rabies tidak suka cahaya matahari, dan sering berada di wilayah gelap seperti kolong kendaraan dan di bawah lemari. "Pokoknya dia enggak suka matahari dan biasanya ekor anjing melengkung ke bawah dan tidak ke atas," pungkasnya.