- Polres Siak Bongkar Sindikat Penipuan Madu Palsu, Empat Pria Asal Aceh Diamankan
- Polres Siak Gelar Patroli Blue Light dan Pengamanan Objek Vital di Kecamatan Dayun
- Polsek Tualang Ungkap Kasus Pencurian dengan Pemberatan, Pelaku dan Barang Bukti Diamankan
- Sinergi KPLP dan Ditresnarkoba Polda Riau Berhasil Cegah Peredaran Narkoba di Balik Lapas
- Polda Riau Tangkap Dua Pelaku Pembunuhan Sadis IRT di Kampar, Motif Uang Arisan dan Emas
- Melalui Program JALUR, Polres Inhu Berikan Pelayanan dan Bantuan ke Warga Bantaran Sungai Indragiri
- Bangga! Mahasiswa PCR Torehkan Prestasi di Ajang Pilmapres LLDIKTI Wilayah XVII 2025
- Polsek Kandis Bekuk Dua Pengedar Shabu, 11,21 Gram Barang Bukti Diamankan
- Deteksi Dini Cegah Kamtib, Lapas Pekanbaru Intensifkan Razia Kamar Hunian
- Kapolda Riau Tegaskan Pentingnya Kesadaran Kolektif dalam Penyelamatan TNTN
Santri Ponpes di Kampar 3 Hari Dirawat Usai Dibully Kakak Kelas

Pekanbaru, FNIndonesia.com - Viral di instagram ibu seorang santri salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, mengaku anaknya telah dirundung oleh kakak kelasnya.
Ibu korban Shinta Offianty menceritakan bahwa putranya FAS (13) yang saat ini duduk di kelas dua ponpes tersebut mengalami perundungan pada 31 Juli 2024 lalu.
"Kronologinya, pada hari itu sebelum baqda zuhur anak saya bermain tirai bersama adik kelasnya dan ditegur oleh kakak kelasnya. Lalu datang dari asrama mesjid pelaku R menendang anak saya. Kemudian anak saya lari keluar mesjid dan datang kurang lebih 10 orang kakak kelas bilang kurang senang kalian sama saya? Tiba-tiba datang pelaku A memukul kepala anak saya hingga anak saya terjatuh ke lantai dan disitulah kepala nya diinjak-injak," kata Shinta, Selasa (3/9/2024).
Baca Lainnya :
- Brigjen Patrige Renwarin Resmi Jabat Kapolda Papua0
- Perkuat Perlindungan Perempuan dan Anak, Polwan RI Ikuti Studi Komparatif di Chicago0
- PBNU Imbau Santri Tak Terprovokasi Pembenturan Polri0
- Kalangan Buruh Menampik Sulitnya Bertemu Kapolri0
- Polsek Pekanbaru Kota Sampaikan Pesan-pesan Kamtibmas dalam Rangka Cooling System Pilkada 20240
Akibat peristiwa itu, FAS harus di opname di RS Aulia Hospital selama tiga hari sejak 1 hingga 3 Agustus lalu. Dia didiagnosa mengalami memar di bagian otak.
"Dampak dari itu anak saya trauma dan depresi berat hingga terganggu kejiwaannya. Karena berhalusinasi ingin menyakiti diri sendiri," ungkap Shinta.
Selanjutnya, psikolog dari UPT PPA Kampar menyarankan agar FAS dibawa ke psikiater untuk diperiksa kondisi psikis dan kejiwaannya. "Katanya kalau terlambat akan buruk dampaknya. Hari ini kami melakukan pemeriksaan di RSJ Tampan," tuturnya.
Shinta berharap para pelaku dapat segera ditangkap karena dirinya telah membuat laporan di Polda Riau pada 5 Agustus lalu. Dia juga meminta perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Anak Indonesia yang dipimpin Kak Seto.
"Pas Kak Seto datang ke Pekanbaru anak saya lagi di rumah sakit. Harapan saya pelakunya segera ditangkap dan oknum-oknum dibelakangnya juga diproses," pungkasnya.
Terpisah, Kasubdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau, AKBP Sepuh Siregar mengatakan perkara dugaan penganiayaan tersebut masih dalam proses penyelidikan. "Masih kami lakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan-keterangan para saksi," kata Sepuh, Selasa (3/9/2024) siang.
Dia mengungkapkan saat ini pihaknya tengah melakukan pendalaman peristiwa ini dan menjadwalkan pemanggilan terlapor. "Sejauh ini pemeriksaan sudah dilakukan kepada pihak-pihak pelapor dan korban. Sudah diagendakan (pemeriksaan terlapor-red)," pungkas AKBP Sepuh Siregar.(*)