- Sinergi TNI-Polri, Danramil dan Camat Sambangi Polsek Pekanbaru Kota Rayakan HUT Bhayangkara 2025
- Presiden Beri Penghargaan Bergengsi kepada Divisi Humas Polri dan Enam Satuan Kerja Lain
- Hari Bhayangkara ke-79 di Kediaman Gubernur Riau, Tampilkan Wajah Baru Polri yang Humanis dan Inklusif
- 95 Personel Polresta Pekanbaru Naik Pangkat, Kapolresta: Ini Amanah untuk Tingkatkan Pengabdian
- Dirgahayu Polri ke-79! PSMTI Riau: Polri Milik Rakyat, Teruslah Mengabdi untuk Negeri
- Polres Rokan Hilir Gelar Bhakti Sosial Pengadaan Fasilitas Air Bersih Sambut HUT Bhayangkara ke-79
- Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Polsek Batu Hampar Bersama Warga Tanam Jagung 2 Hektare
- 937 Personil Naik Pangkat, Kapolda Riau: Tekankan Pelayanan Tulus dan Integritas
- Gema Cinta Lingkungan dan Semangat Persatuan Warnai Festival Polisi Cilik Hari Bhayangkara ke-79 di GOR Tribuana
- Tri Prasetyo dan Denis Raih Juara 1 Bhayangkara Drag Bike 2025 Polda Riau
Sambut Hari Bhayangkara ke-79, Polda Riau dan Pemko Pekanbaru Deklarasi Kampung Dalam Bebas Narkoba

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Pekanbaru – Dalam semangat Hari Bhayangkara ke-79, sebuah babak baru dimulai di Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Senapelan. Wilayah yang selama ini dikenal sebagai zona merah peredaran narkoba, kini menyatakan perang terhadap narkotika melalui deklarasi "Kampung Bebas dari Narkoba".
Momentum bersejarah ini diinisiasi oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau bersama Polresta Pekanbaru, didukung penuh Pemerintah Kota Pekanbaru.
Deklarasi yang berlangsung Selasa (24/6/2025) ini menjadi bukti nyata bahwa perubahan sosial bukan sekadar retorika, melainkan sebuah gerakan yang bisa dimulai dari tingkat komunitas. Acara disambut antusias ratusan warga, tokoh masyarakat, serta jajaran pejabat tinggi mulai dari Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heriawan, Wakapolda Riau Brigjen Pol Jossy Kusumo, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika, hingga Walikota Pekanbaru H. Agung Nugroho.
Acara dibuka dengan nuansa budaya lokal &tari persembahan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan doa lintas iman. Kehadiran aparat keamanan berdampingan dengan tokoh pemerintah dan masyarakat menandai eratnya sinergi lintas sektor dalam menghadirkan perubahan di wilayah yang selama ini kerap dicap negatif.
Dalam sambutannya, Walikota Agung Nugroho tidak menutupi masa lalu kelam Kampung Dalam. Ia bahkan menyebut bahwa pengedar di wilayah tersebut bukan hanya pemula, melainkan “suhu” atau tokoh yang sudah sangat berpengalaman. Namun kini, ia menekankan, masa lalu itu harus ditinggalkan.
“Cukup! Hari ini kita nyatakan tekad bersama. Kita ingin anak-anak di sini jadi pemimpin, jadi polisi, jadi Kapolda. Kita ubah arah,” tegas Agung dengan nada optimis yang disambut tepuk tangan warga.
Agung juga menyoroti akar masalah seperti ketimpangan pembangunan dan tingginya pengangguran di Kecamatan Senapelan yang menyebabkan suburnya ekonomi gelap berbasis narkoba. Ia memastikan kehadiran pemerintah tidak lagi bersifat seremonial, melainkan berkelanjutan.
“Kita tidak bisa hanya menyalahkan. Pemerintah akan hadir, tapi perubahan sejati dimulai dari dalam masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heriawan menegaskan bahwa deklarasi ini merupakan bagian dari visi besar Polda Riau: Melindungi Tuah, Menjaga Marwah. Dalam kerangka pemikiran ini, narkoba dinilai sebagai ancaman langsung terhadap harga diri dan kekayaan budaya masyarakat.
“Kalau kita ingin menjaga marwah, maka semua yang merusaknya, termasuk narkoba, harus kita hentikan. Kampung Dalam memiliki tuah potensi budaya, sejarah, dan SDM yang luar biasa. Mari kita rawat,” ungkapnya.
Kapolda juga memperkenalkan Program JALUR (Jelajah Riau untuk Negeri) yang merupakan pendekatan holistik berbasis edukasi, pemberdayaan UMKM, dan pengembangan wisata lokal. Ia bahkan mengusulkan transformasi kawasan pinggir Sungai Siak, termasuk rumah singgah Tuan Kadi, menjadi pusat budaya dan ekonomi kreatif.
“Kita bisa jadikan rumah-rumah warga sebagai homestay. Anak muda dilatih jadi pemandu wisata. Ini bukan mimpi, ini visi,” katanya dengan semangat.
Lebih dari sekadar deklarasi, acara ini juga menghadirkan wujud kepedulian nyata. Ratusan paket sembako dibagikan kepada warga yang selama ini belum tersentuh bantuan secara merata. Selain itu, para tokoh masyarakat menekankan pentingnya keterlibatan aktif ibu-ibu sebagai pilar moral keluarga, serta pentingnya evaluasi rutin agar gerakan ini berkelanjutan.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika menambahkan bahwa pihaknya akan mengawasi jalannya program ini, bukan untuk menghukum, tetapi untuk membina. “Kita ingin ada perubahan, bukan hanya perlawanan,” katanya.
Deklarasi Kampung Dalam Bebas Narkoba menjadi langkah awal dalam menulis ulang takdir wilayah ini. Dari kampung yang dulu dicap “sarang narkoba”, kini menuju ke arah kampung harapan. Masyarakat bukan lagi obyek pasif, tetapi menjadi subyek utama dalam perubahan sosial dan ekonomi.
“Kita ingin Kampung Dalam dikenal karena prestasi, bukan narkoba. Karena budayanya, bukan kriminalitasnya. Karena masyarakatnya yang luar biasa,” pungkas Kapolda.
Momentum ini menandai awal perjuangan panjang. Namun dengan gotong royong, sinergi antarlembaga, dan semangat warga yang tak pernah padam, Kampung Dalam tengah bergerak menjemput masa depan yang lebih bersih, lebih sejahtera, dan lebih bermartabat. (***)