Ratusan Massa Serukan Penyelamatan TNTN, Serahkan Boneka Gajah dan Petisi ke Kantor Gubernur dan Kejati Riau

Ratusan Massa Serukan Penyelamatan TNTN, Serahkan Boneka Gajah dan Petisi ke Kantor Gubernur dan Kejati Riau

By FN INDONESIA 24 Jun 2025, 19:38:30 WIB Daerah
Ratusan Massa Serukan Penyelamatan TNTN, Serahkan Boneka Gajah dan Petisi ke Kantor Gubernur dan Kejati Riau

Keterangan Gambar : Foto : Istimewa


FN Indonesia Pekanbaru - Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Penyelamat Habitat Gajah Provinsi Riau menggelar aksi damai di dua titik strategis: Kantor Gubernur Riau dan Kejaksaan Tinggi Riau, Selasa, (24/6/2025).

Aksi ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap kondisi kritis Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), rumah bagi Gajah Sumatera yang kian terdesak oleh aktivitas ilegal di kawasan konservasi tersebut. 

Dipimpin oleh Koordinator Aksi, Daffa Habza, massa menyerukan lima tuntutan utama dalam sebuah petisi terbuka. Poin-poin dalam petisi itu mencakup penindakan tegas terhadap pelaku perambahan dan pembalakan liar, pemulihan habitat alami gajah, pelibatan masyarakat adat dalam perlindungan kawasan, penguatan Satgas PKH, serta pengawasan terpadu oleh aparat penegak hukum. 

Baca Lainnya :

“Gajah tidak bisa menyuarakan kesedihannya, maka hari ini kami yang menyuarakannya untuk mereka,” ujar Daffa dalam orasinya yang disambut tepuk tangan peserta aksi. 

Dalam momen simbolik yang menyentuh, para peserta menyerahkan dua boneka gajah yang diberi nama “Tari” dan “Domang” kepada Kepala Satpol PP Provinsi Riau, Hadi Penandio, sebagai representasi kepedulian terhadap Gajah Sumatera. Boneka ini menjadi simbol aspirasi masyarakat agar pemerintah tidak lagi menutup mata terhadap kerusakan yang terjadi di TNTN. 

“Kami menerima boneka ini sebagai pengingat moral, bahwa ada makhluk lain yang menggantungkan hidup pada kebijakan dan keberanian kita bertindak,” ujar Hadi saat menerima boneka “Tari”. 

Usai menyampaikan aspirasi di Kantor Gubernur, massa bergerak ke Kejaksaan Tinggi Riau. Mereka disambut oleh Simon, perwakilan dari Satgas PKH unsur Kejaksaan. Dalam pertemuan itu, Simon menyampaikan komitmen lembaganya untuk mendukung upaya penyelamatan kawasan TNTN, termasuk dalam proses hukum terhadap pelaku kejahatan lingkungan. 

“Aspirasi teman-teman adalah energi bagi kami. Kami tegaskan bahwa penegakan hukum tidak boleh mundur dalam kasus-kasus lingkungan, apalagi ini menyangkut konservasi nasional,” ucap Simon. 

Aliansi juga menyerahkan dokumen petisi resmi dan pernyataan sikap kepada pihak Kejati, yang diterima langsung oleh Simon. Dokumen itu diharapkan menjadi acuan moral dan hukum bagi langkah konkret dalam menjaga TNTN dari kerusakan lanjutan. 

Aksi ini tidak hanya diwarnai orasi, tetapi juga penampilan puisi lingkungan yang menggugah, serta doa bersama lintas agama. Massa memadati halaman dua kantor pemerintah tersebut dengan damai, membawa poster, spanduk, serta memakai atribut bertema gajah dan konservasi. 

“Hari ini Tari dan Domang berada di tangan pejabat. Besok, semoga rumah mereka benar-benar kembali bukan hanya dalam simbol, tapi dalam tindakan nyata,” tutup Daffa, mengakhiri aksi dengan harapan besar. 

Taman Nasional Tesso Nilo, yang dulunya menjadi benteng terakhir Gajah Sumatera di Riau, kini terancam oleh pembalakan liar, perambahan, dan penguasaan ilegal. Kondisi ini menimbulkan krisis ekologi yang tak hanya merugikan satwa liar, tetapi juga memperburuk konflik antara manusia dan satwa. 

Aksi damai hari ini menjadi cermin bahwa masyarakat Riau tidak tinggal diam. Mereka menuntut agar TNTN tidak hanya menjadi nama dalam dokumen konservasi, tetapi sungguh-sungguh menjadi rumah aman bagi gajah dan seluruh ekosistemnya. (***)





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment