Kick Off Ketahanan Pangan, 60 Hektar Lahan di Siak Ditanam Padi Gogo

Kick Off Ketahanan Pangan, 60 Hektar Lahan di Siak Ditanam Padi Gogo

By FN INDONESIA 30 Nov 2024, 07:07:16 WIB Daerah
Kick Off Ketahanan Pangan, 60 Hektar Lahan di Siak Ditanam Padi Gogo

Pekanbaru, FNIndonesia.com - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, 60 hektare lahan peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kampung Beruntung Baru, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Riau, ditanami padi gogo. 


Program yang digagas oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Palmco ini dihadiri langsung oleh Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma'ruf, Jumat (29/11/2024). Penanaman padi gogo ini memanfaatkan lahan diam yang dikelola Koperasi Produsen Karya Maju.

Baca Lainnya :


Penanaman padi sistem tumpang tindih ini dijadikan pilot project melalui program Tanam Padi PT Perkebunan Nusantara (TAMPAN). Untuk lahan PSR yang dikelola menjadi ladang padi, diperkirakan dapat menghasilkan panen 6-7 ton beras per hektarnya dengan masa tanam 3-4 bulan. 


Dalam satu tahun, PTPN IV menargetkan lahan yang ditanam padi gogo seluas 40 ribu hektare atau 10 persen dari total luas lahan PSR secara nasional. 


PTPN III (Persero) melalui sub holding PTPN IV PalmCo berpotensi memproduksi sedikitnya 258 ribu ton beras selama lima tahun mendatang melalui optimalisasi areal peremajaan sawit rakyat dengan pola intercropping atau tumpang sari tanaman padi. 


Program ini didukung penuh Kementerian BUMN melalui kolaborasi strategis bareng Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, serta Institut Pertanian Bogor (IPB University) untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. 


Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma'aruf mengatakan, program TAMPAN merupakan langkah yang tepat untuk mengakselerasi target swasembada pangan nasional dengan memanfaatkan areal peremajaan sawit rakyat yang dikelola PTPN melalui mekanisme intercropping atau tumpang sari dengan tanaman padi gogo. 


"Program TAMPAN ini saya kira langkah yang sangat cerdas dari PTPN. Karena selain menjawab kebutuhan swasembada pangan, juga menjawab petani dalam masa transisi peremajaan sawit. Dengan memanfaatkan inovasi intercropping padi gogo di lahan sawit rakyat, maka tidak hanya membantu petani meningkatkan produktivitas, tetapi juga mempercepat upaya Indonesia menuju swasembada pangan yang menjadi visi presiden," kata Aminuddin. 


Untuk mencapai visi tersebut, ia mengatakan bahwa Kementerian BUMN memberikan dukungan agar program TAMPAN dapat berjalan secara berkelanjutan. Saat ini, ia mengatakan bahwa Kementerian BUMN telah memiliki ekosistem berupa program Makmur atau Mari Kita Majukan Usaha Rakyat. 


"Kami memiliki ekosistem makmur. Kami yakin dengan dukungan seluruh pihak, bahu membahu, bersama kita bisa wujudkan kemandirian pangan. Tadi sudah disampaikan bahwa Bulog akan jadi off-taker. Mudah-mudahan dengan ekosistem yang sudah ada, menjawab keraguan petani utk peningkatan produktivitas," jelasnya. 


Sementara itu, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menjelaskan, dari total perkebunan sawit rakyat seluas 6,94 juta hektare di seluruh Indonesia, 40 persen diantaranya (2,8 juta hektare) telah memasuki fase tanaman tua dan harus segera diremajakan. 


"Dari 2,8 juta sawit yang memasuki usia renta di Indonesia, terdapat potensi PSR seluas 400 ribu hektare per tahun. Dari angka tersebut, PTPN menargetkan dapat berkontribusi 40 ribu hektare per tahun. Artinya, terdapat potensi program intercropping seluas 206 ribu hektare selama lima tahun mendatang," jelasnya. 


Dari luasan itu, PTPN berpotensi memproduksi sedikitnya setengah juta ton gabah atau 258.491 ton padi untuk masyarakat Indonesia. Potensi intercropping padi gogo di lahan PSR ini mampu mendukung swasembada beras dengan potensi nasional mampu menghasilkan tambahan 1,1 juta ton beras melalui target peremajaan seluas 400.000 hektare pertahun. 


Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Petani Inti Raya (Aspektir), Setiono mengatakan, dengan adanya pola PSR dijadikan lahan tumpang tindih dengan menanam padi gogo yang dapat menambah penghasilan bagi petani. 


"Program ini sangat membantu petani dan diharapkan dapat ditingkatkan dan disempurnakan sehingga tercapai swasembada pangan," kata Setiono. 


Saat masa dipanen, beras akan dikumpulkan oleh Bulog dengan harga sesuai pasar dan tidak merugikan petani. (***) 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment