- Polda Riau Tanggapi Insiden Anarkis Saat Penertiban PETI di Kuantan Singingi, Pelaku Segera Diproses Hukum
- Kapolres Kampar Tanamkan Nilai Cinta Lingkungan Sejak Dini Lewat Program Green Policing di TK Pertiwi
- BNNP Riau Ungkap Empat Kasus Narkotika, Sita 6,1 Kg Sabu dan 970 Butir Ekstasi
- Mobil Xpander Hilang Kendali, Tabrak Brio dan Pohon di Dekat Taman Labuay Pekanbaru
- Polsek Batu Hampar Sosialisasikan Green Policing, Ajak Siswa TK Cinta Lingkungan Sejak Dini
- Pastikan Disiplin Anggota, Kapolres Kampar Lakukan Inspeksi Mendadak Senpi Dinas
- Tim Subdit I Ditresnarkoba Polda Riau Gulung Sindikat Narkoba, Sita 923 Ekstasi dan 1,3 Kg Sabu
- Lewat Konsep Green Policing, Kapolda Riau Ajak Pelajar Darma Yudha Jadi Generasi Penjaga Bumi
- Tim Raga Polres Pelalawan Gelar Patroli Gabungan, Ciptakan Kamtibmas Kondusif di Akhir Pekan
- Green Policing dan Keterampilan Public Speaking Jadi Fokus Kapolda Riau dalam Pembinaan Personil
Gelombang Pasang Ancam Lahan di Inhil, DPRD Riau Minta Pemprov Cepat Bertindak

Keterangan Gambar : Foto : Istimewa (Anggota DPRD Riau daerah pemilihan (Dapil) Indragiri Hilir, Andi Darma Taufik )
FN Indonesia Pekanbaru - Bencana gelombang pasang dahsyat menyapu Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, Jumat (17/1/2025) siang.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Riau daerah pemilihan (Dapil) Indragiri Hilir, Andi Darma Taufik menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang terjadi di daerah yang berjulukan "Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia" itu.
"Kita merasa sangat prihatin atas musibah ini dan berharap tidak lagi ada musibah serupa, mengingat
Baca Lainnya :
- Satgas Nataru Pertamina, Layanan dan Distribusi Energi Aman dan Lancar di Riau0
- Pak Bhabin Polsek Pekanbaru Kota Hadiri Pembagian Makan Bergizi Gratis di Sejumlah Sekolah0
- Olahraga Pagi, Dirlantas Polda Riau Sapa Pengunjung CFD dan Bagikan Helm SNI0
- Wakalpolda Riau Kunjungi Polsek Kota, Pastikan Pelayanan Keamanan Masyarakat Pekanbaru0
- Bandara Internasional SKK II Pekanbaru, dan Komite Fasilitasi (FAL) Antisipasi Penyebaran Virus HMPV/Human0
sepanjang bibir pantai wilayah Kateman khususnya Desa Kuala Selat Simbar dan Desa Sungai Teritip yang berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan," ungkap Andi Darma Taufik, Senin (20/1/2025).
Andi Darma Taufik mendorong Pemerintah Provinsi Riau untuk mengeluarkan Belanja Tidak Terduga (BTT) guna melakukan mitigasi seperti pembangunan pemecah gelombang.
"Kita minta Pemprov Riau melalui Dinas PUPR untuk mengeluarkan BTT guna pembuatan breakwater atau pemecah gelombang. Di PUPR kan ada dananya hampir Rp50 miliar, sekiranya dapat digunakan karena ini sifatnya krusial dan untuk penanggulangan bencana," sebutnya.
"Setidaknya Desa Kuala Selat atau wilayah pesisir ini butuh solusi konkret. Langkah-langkah pencegahan jauh lebih efektif dibandingkan hanya menunggu dan bertindak setelah bencana terjadi,” tambahnya.
Terlebih lagi, cuaca yang saat ini memasuki musim penghujan, Andi meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
"Pemprov harus bertindak cepat untuk memastikan kesiapan menghadapi berbagai bencana. Salah satunya mungkin bisa dengan meningkatkan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),” katanya.
DPRD Riau berharap Pemprov Riau dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana. Dengan persiapan yang matang, diharapkan dampak negatif dari bencana tersebut dapat diminimalisir.
Untuk diketahui, bencana gelombang pasang dahsyat ini mengakibatkan satu rumah warga roboh, lima lainnya rusak berat, dan mengancam 2.500 hektar kebun masyarakat akibat abrasi.
Tak hanya itu, gelombang pasang juga menghancurkan fasilitas umum, termasuk jalan jerambah sepanjang 100 meter yang menjadi akses vital warga. Tanggul penahan abrasi di sekitar perkebunan pun jebol, sehingga air laut meluap ke area kebun dan berpotensi merusak tanaman yang menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat.
Kepala Desa Kuala Selat, Nurjaya, menjelaskan bahwa gelombang pasang ini merupakan fenomena tahunan yang semakin parah saat musim angin utara.
"Gelombang tinggi kerap menghantam rumah dan kebun warga. Kami sangat berharap pemerintah segera membangun batu pemecah ombak di sepanjang pesisir untuk mencegah bencana serupa di masa depan," ungkapnya.
Pasca kejadian, warga bersama Pemerintah Desa bergotong royong memperbaiki kerusakan. Mereka memprioritaskan perbaikan tanggul jebol dan rumah-rumah yang terdampak untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Namun, keterbatasan sumber daya menjadi kendala besar dalam penanganan darurat ini. (***)