Bandara SSK II Gandeng PPDI Riau Gelar Pelatihan Membatik bagi Penyandang Disabilitas

Bandara SSK II Gandeng PPDI Riau Gelar Pelatihan Membatik bagi Penyandang Disabilitas

By FN INDONESIA 27 Jun 2025, 21:06:46 WIB Ekonomi
Bandara SSK II Gandeng PPDI Riau Gelar Pelatihan Membatik bagi Penyandang Disabilitas

Keterangan Gambar : Foto : Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim


FN Indonesia Pekanbaru — Dalam semangat mendorong kesetaraan dan pemberdayaan kelompok rentan, Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru bekerja sama dengan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Provinsi Riau menggelar pelatihan membatik bagi 10 penyandang disabilitas. Kegiatan ini menjadi bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) bandara yang menitikberatkan pada inklusi sosial dan penguatan ekonomi masyarakat. 

Selama empat hari penuh, para peserta mengikuti pelatihan intensif di Rumah Batik Seroja, Pekanbaru. Di bawah bimbingan pelatih profesional, mereka tidak hanya diajarkan teknik membatik tradisional, namun juga diberikan pemahaman dasar kewirausahaan sebagai bekal membangun usaha mandiri ke depan. 

“Kami tidak hanya ingin memberikan keterampilan teknis, tetapi juga membangun kepercayaan diri dan semangat berkarya bagi para peserta. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menciptakan ruang yang inklusif di setiap lini layanan dan kontribusi sosial,” ujar Radityo Ari Purwoko, General Manager Bandara SSK II, saat membuka kegiatan. 

Baca Lainnya :

Menurutnya, pelatihan ini menjadi tonggak penting dalam memperluas cakupan CSR bandara, yang selama ini telah menyentuh berbagai sektor, mulai dari lingkungan, pendidikan, hingga pemberdayaan masyarakat. Kali ini, perhatian khusus diberikan kepada penyandang disabilitas sebagai kelompok yang selama ini masih menghadapi keterbatasan akses terhadap pelatihan kerja dan kesempatan berwirausaha. 

Ketua PPDI Riau, Surflayman, S.Sos, yang akrab disapa Imen, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menegaskan bahwa pelatihan ini dirancang berdasarkan kebutuhan nyata para peserta dan dilakukan secara partisipatif. 

“Kami memastikan bahwa setiap individu mendapat pendampingan yang sesuai dengan kemampuan dan potensi masing-masing. Ini adalah bentuk kolaborasi yang mengedepankan empati dan keberdayaan,” jelasnya. 

Dari pelatihan tersebut, lahirlah sebuah kelompok usaha bersama yang diberi nama Rumah Batik Duva Widuri. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya menjadi wadah berkarya, tetapi juga langkah awal menuju kemandirian ekonomi bagi para penyandang disabilitas yang terlibat. 

Manajemen Bandara SSK II menyatakan komitmennya untuk terus memperluas peran sosial dengan membuka lebih banyak ruang pembelajaran inklusif dan pemberdayaan ekonomi masyarakat marjinal. 

“Langkah kecil ini semoga bisa menjadi inspirasi bagi lebih banyak pihak, baik swasta maupun publik, untuk turut mendukung gerakan inklusi sosial. Karena pada dasarnya, tidak ada yang boleh tertinggal,” tutup pernyataan resmi dari pihak bandara. 

Melalui pelatihan membatik ini, Bandara SSK II tidak hanya membantu membekali keterampilan teknis, tetapi juga menyalakan api semangat dalam diri para peserta untuk terus berkarya dan berdaya dalam menghadapi masa depan. Kolaborasi ini menjadi contoh konkret bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan inklusi adalah jalan menuju kemajuan bersama. (***)







Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment