- Menteri Pertanian Apresiasi Kapolda Riau Bongkar Praktek Beras Oplosan di Pekanbaru
- Polda Riau Bongkar Praktik Beras Oplosan, 9 Ton Disita dari Distributor di Pekanbaru
- Karhutla Riau Teratasi, Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Semangat Keberhasilan Semua Pihak
- Cegah Karhutla, Polsek Batu Hampar Gencarkan Sosialisasi dan Pemasangan Spanduk di Bantaian Baru
- Bangga! Bintara Polda Riau Raih Prestasi Internasional, Dilantik Langsung oleh Presiden Turki
- Titik Api di Riau Menurun, Kapolda Riau: Sinergi Stakeholder Kunci Keberhasilan Pengendalian Karhutla
- Kunjungi Rokan Hulu, Kapolda Riau Lakukan Aksi Hijau sebagai Bentuk Sinergi dan Kepedulian Lingkungan
- Menteri LH Tegaskan Tanggung Jawab Dunia Usaha dalam Penanggulangan Karhutla di Riau
- Warga Desa Petapahan Sambut Baik Sosialisasi Program Makan Bergizi dari BGN dan DPR RI
- Menteri LH Bertindak Segel 4 Perusahaan Perkebunan dan Tutup 1 Pabrik Sawit Lalai Atasi Karhutla di Riau
Karhutla Riau Teratasi, Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Semangat Keberhasilan Semua Pihak

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Pekanbaru — Situasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau menunjukkan perkembangan positif. Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Command Center Polda Riau, Sabtu (26/7/2025).
Kapolda Riau Irjen Pol. Dr. Herry Heryawan, memimpin penyampaian laporan terkini bersama Gubernur Riau Abdul Wahid, Dirjen KLHK Dyah Mutiaraninggsih, serta perwakilan dari BNPB, BMKG, TNI, dan relawan lapangan.
Gubernur Riau Abdul Wahid menyampaikan bahwa hingga 25 Juli 2025, total lahan yang terbakar dan berhasil dipadamkan mencapai 1.156 hektare.
“Kami telah mengerahkan seluruh kekuatan, dari OPD, BPBD, TNI-Polri, hingga relawan masyarakat peduli api. Kami juga dibantu Kementerian LHK, BNPB, dan BMKG yang terus melakukan operasi modifikasi cuaca,” jelas Gubernur.
Sebanyak 21.000 kilogram garam telah ditabur untuk hujan buatan, dan lebih dari 900.000 liter air telah disiramkan melalui operasi heli water bombing. Pantauan udara menunjukkan sebagian besar titik api, terutama di Rokan Hulu dan Rokan Hilir, telah berhasil dipadamkan.
Operasi pendinginan masih berlangsung, didukung oleh kekuatan gabungan yang terdiri dari dua pesawat, dua helikopter patroli, dan lima helikopter water bombing.
Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kekuatan utama dalam penanganan Karhutla tahun ini.
“Api kebersamaan justru semakin menyala. Ini yang memotivasi kita semua, baik aparat di lapangan maupun relawan. Kami bangga atas solidaritas ini,” tegasnya.
Kapolda juga menyampaikan bahwa dari Januari hingga Juli 2025, Polda Riau telah menangani 40 kasus Karhutla, menetapkan 50 tersangka, dan mengamankan 36 orang hanya pada bulan Juli.
“Modusnya sudah kami pelajari, biasanya lahan dibakar lalu dua tahun kemudian ditanami sawit. Kami tidak akan mentolerir. Penegakan hukum akan terus kami lakukan,” ujarnya.
Sebagai langkah pencegahan lanjutan, Polda Riau juga mulai memasang plang larangan pemanfaatan lahan bekas terbakar. Siapa pun yang merusak plang tersebut akan dikenakan sanksi pidana.
Dirjen Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan KLHK, Dyah Mutiaraninggsih, menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Pemprov Riau dan Polda Riau.
“Kerja sama ini luar biasa. Bahkan kini, kabut asap di sejumlah wilayah sudah tidak terpantau lagi,” katanya.
KLHK juga mengerahkan 118 personel Tim Manggala Agni ke berbagai titik prioritas, termasuk Desa Kesuma (Pelalawan), Desa Bangko Bakti (Rohil), dan Desa Rimbo Panjang (Kampar), untuk memastikan pemadaman tuntas.
KLHK turut menyoroti pentingnya perbaikan tata kelola perizinan dan pengawasan terhadap pemanfaatan hutan.
“Kami sedang meninjau ulang sistem perizinan PPH, termasuk pengawasan di kawasan-kawasan rawan terbakar. Ke depan, kita ingin Karhutla menjadi minimal, bukan siklus tahunan lagi,” ujar Dyah.
BMKG menginformasikan bahwa hingga kini telah dilakukan 25 sortie operasi modifikasi cuaca, dan berhasil menurunkan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di wilayah Dumai, Pekanbaru, dan sekitarnya.
“Saat ini, asap tidak lagi terdeteksi secara signifikan di Riau. Tapi proses pendinginan masih terus dilakukan karena masih ada bara api di bawah permukaan,” jelas pihak BMKG.
Gubernur Abdul Wahid menutup konferensi dengan harapan dan komitmen kuat.
“Kerja belum selesai. Tapi semangat kita tidak padam. Justru api solidaritas ini akan menjadi pondasi kuat untuk mewujudkan Riau bebas asap," tandasnya. (***)