- Satkamling, Bansos, Green Policing hingga Jembatan Jadi Fokus Kunker Gubernur dan Kapolda Riau ke Meranti
- Konservasi Berduka, Anak Gajah Tari Adik Domang di TNTN Ditemukan Mati, Diduga Karena sakit
- Cegah Karhutla, Personil Polsek Batu Hampar Beri Himbauan Larangan Membakar Hutan dan Lahan
- Dua Jenazah Korban Kecelakaan Helikopter di Kalsel Tiba di Pekanbaru, Disambut Isak Tangis Keluarga
- Tragedi Galian Batu Bata, Kapolda Riau Tegaskan Penertiban Tambang Ilegal
- Kapolda Riau Soroti Tambang Ilegal Usai Dua Bocah Tewas Tenggelam di Tenayan Raya
- Kompol Dwi Krismiyati Resmi Jabat Kapolsek Senapelan, Polresta Pekanbaru Gelar Upacara Sertijab
- Hilang Dua Hari di Kebun Karet, Kakek 72 Tahun di Meranti Ditemukan Selamat dengan Kisah Misterius
- Bhabinkamtibmas Polsek Batu Hampar Ajak Siswa Cinta Lingkungan Lewat Program Green Policing
- Patroli Sinergitas TNI-Polri di Batu Hampar, Kapolsek IPTU Nober MJ Sinaga Pastikan Aman
Pangan Lokal Bisa Jadi Langkah Cegah Stunting di Musim Kemarau

Keterangan Gambar : Pangan Lokal Bisa Jadi Langkah Cegah Stunting di Musim Kemarau
FN-Indonesia.com. Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan Pendidikan pembelajaran dan sosialisasi (mengenai pencegahan stunting melalui panganan lokal) itu penting.
”Pangan lokal bisa menjadi langkah antisipasi setiap keluarga untuk mencegah stunting pada anak saat menghadapi krisis kemarau”. ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Kick Off Meeting pada Jumat (17/2/2023)
Menanggapi adanya prediksi memasuki kemarau yang lebih kering, Hasto menuturkan pangan lokal yang murah bisa menjadi suatu alternatif dalam mencegah stunting.
Baca Lainnya :
- Polri Terus Kuatkan Sistem ETLE Guna Hindari Pungli dan Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Tertib Berke0
- Bursa Pariwisata Internasional, South Asia’s Travel & Tourism Exchange (SATTE) 20230
- Indonesia Jadi Tuan Rumah World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali tahun 20240
- Kepala BPBD Riau Sampaikan Status Siaga Darurat Karhutla Pekanbaru dan Bengkalis0
- Pimpin Pemusnahan 276Kg Sabu, Brigjen Rahmadi: Bisa Menyelamatkan 2,760.000 Jiwa Masyarakat0
Sebagai negara adidaya pangan, Indonesia bisa mengakali kemungkinan menyebabkan krisis pangan di sejumlah daerah dengan pangan lokal lainnya yang relatif baik untuk dikonsumsi oleh anak.
Hasto mencontohkan kekeringan menyebabkan beras menjadi langka, maka masyarakat bisa mengakalinya dengan memakan singkong sebagai pemenuhan karbohidrat. Ia mengingatkan keluarga untuk tidak terpaku pada makanan instan seperti mi untuk mengenyangkan perut anak.
Menurut Hasto, setiap keluarga perlu mengubah pola pikirnya untuk tidak berfokus pada makanan instan yang lebih mudah diolah meski mempunyai pekerjaan yang padat.
Maka dari itu, ia menyarankan agar orang tua menyediakan waktunya sedikit untuk belajar mengolah pangan lokal sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI). Salah satunya belajar membuat bubur atau memasak makanan yang mengandung protein hewani dengan harga yang murah dan mudah didapat seperti telur, ikan semacam lele atau kembung dan daging ayam.
Hasto turut mengingatkan kemarau mungkin dapat berdampak pada perekonomian keluarga. Sehingga dirinya menyarankan supaya orang tua tidak terpaku pada bagaimana menyediakan susu formula bagi anak.
Sebab, pemenuhan gizi anak melalui susu yang terbaik sudah disediakan Tuhan melalui seorang ibu yang bisa memberikan ASI eksklusif sampai anak berusia enam bulan.