- Terpantau di Medsos, Kapolsek Kandis Silaturahmi dengan Pimpinan Ponpes Jabal Nur
- Diduga Hilang Konsentrasi, Mahasiswi 20 Tahun Tewas di Jalan Soebrantas
- Gajah Sumatera Ikut Meriahkan Upacara HUT ke-80 RI di BBKSDA Riau
- Polda Riau Gelar Grand Final Lomba Cipta dan Baca Puisi Semarakkan HUT ke-80 RI
- Kapolri Lantik Komjen Pol Dedi Prasetyo sebagai Wakapolri
- Polres Rohil Gelar Olahraga Bersama dan Lomba Rakyat Meriahkan HUT RI ke-80
- Dorong Keberlanjutan, Pertamina Patra Niaga Sumbagut Benahi Tata Kelola Agen BBM Industri
- Kabar Duka, Komedian dan Presenter Mpok Alpa Meninggal Dunia Setelah Berjuang Lawan Kanker
- Satlantas Polresta Pekanbaru Gelar Olahraga Bersama Sambut HUT ke-80 RI
- Gerakan Pangan Murah Bersama Bulog, Polda Riau Hadir Di Mapolsek Sukajadi
Tiga Hari Bertempur Lawan Karhutla, Manggala Agni Berhasil Jinakkan Api di Lahan Gambut Tanjung Penyebal Dumai

Keterangan Gambar : Foto : Tim Manggala Agni Daops Dumai
FN Indonesia Dumai – Kebakaran cukup besar kembali melanda lahan gambut di Kelurahan Tanjung Penyebal, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Riau, sejak Kamis lalu. Hingga Sabtu (14/6/2025).
Tim pemadam dari Manggala Agni Daerah Operasi (Daops) Dumai masih berjibaku melakukan pemadaman dan pendinginan untuk memastikan api benar-benar padam dan tidak kembali muncul.
Sekretaris Manggala Agni Sumatera V Daops Dumai, Muhammad Ilham Siddik, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berada di lokasi selama tiga hari terakhir untuk memadamkan api yang membakar sekitar lima hektare lahan gambut.
Baca Lainnya :
- Ratusan Ojol dan Masyarakat Nikmati Layanan Kesehatan Gratis di Bakti Kesehatan Polda Riau0
- Pelaku Pemalsuan SIM Berbasis Medsos Dibongkar Polresta Pekanbaru, Dua Orang Diciduk0
- Warga Teluk Mega Sambut Program MBG, Kontribusi Nyata untuk Visi Indonesia Emas 20450
- Kapolda Riau Lepas 790 Pelari dalam Ajang Road to Riau Bhayangkara Run 20250
- Upaya Cegah Balap Liar di Pekanbaru, Dirlantas Polda Riau Resmi Membuka Ajang Dragbike0
"Kami sudah memasuki hari ketiga melakukan pemadaman titik api karhutla di Kelurahan Tanjung Penyebal. Saat ini titik-titik api mulai berkurang, dan kami sedang fokus pada proses pendinginan," ucap Ilham saat dikonfirmasi pada Sabtu sore.
Pemadaman tidak berjalan mudah. Pada hari kedua, petugas sempat mengalami kesulitan akibat berbagai kendala, termasuk tiupan angin kencang, suhu panas ekstrem, asap pekat, serta keterbatasan sumber air.
“Jarak dari jalan raya ke lokasi kebakaran sekitar enam kilometer, melewati medan gambut yang sulit dijangkau. Kami harus menggunakan kendaraan double gardan untuk mengangkut peralatan,” terang Ilham.
Ia juga menjelaskan bahwa kondisi lahan yang terbakar merupakan gambut kering yang sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan. Bahkan, pada hari kedua, tim sempat ditarik mundur karena arah angin berubah tiba-tiba dan asap pekat mengepung tim pemadam.
“Asapnya sangat tebal, membuat mata perih dan mual. Tim sempat istirahat selama setengah jam karena kondisi di lokasi sangat panas dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan pemadaman secara langsung,” tambahnya.
Minimnya sumber air juga menjadi tantangan tersendiri. Kanal atau parit di sekitar lokasi tidak mampu menyuplai cukup air, sementara jarak dari kanal ke titik api mencapai 500 meter. Petugas pun terpaksa menyambung beberapa selang air secara manual.
Guna mengatasi krisis air, pada Jumat (13/6/2025) sore, dikerahkan satu unit eskavator untuk menggali embung atau kolam penampungan air darurat di dekat lokasi. Berkat embung tersebut, hari ini petugas sudah memiliki cadangan air yang cukup untuk memadamkan sisa-sisa api dan melakukan pendinginan.
“Kemarin sore kami gali embung darurat, jadi hari ini stok air sudah mencukupi. Kami juga sudah melakukan penyekatan area terbakar untuk mencegah kebakaran meluas,” jelas Ilham.
Luas area yang terbakar sementara ini diperkirakan mencapai 5 hektare. Api awalnya muncul dari semak belukar dan kemudian menjalar ke area perkebunan kelapa sawit milik warga.
Proses pemadaman membutuhkan waktu lama karena kedalaman gambut di lokasi mencapai dua meter. Api yang membakar hingga ke bawah permukaan tanah sulit dijinakkan tanpa penyiraman intensif dan berulang.
“Setelah digempur seharian, api di permukaan sudah berhasil kami padamkan. Namun, proses pendinginan masih terus kami lakukan untuk memastikan tidak ada bara api yang tersisa di dalam gambut,” kata Ilham.
Pihak Manggala Agni mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, terutama saat musim kemarau yang membuat kondisi lahan gambut sangat rentan terbakar. Pemerintah juga diharapkan dapat mendukung upaya-upaya penguatan sistem pencegahan dan pengendalian Karhutla, termasuk pembangunan embung permanen dan akses jalan ke lokasi rawan. (***)