- Terpantau di Medsos, Kapolsek Kandis Silaturahmi dengan Pimpinan Ponpes Jabal Nur
- Diduga Hilang Konsentrasi, Mahasiswi 20 Tahun Tewas di Jalan Soebrantas
- Gajah Sumatera Ikut Meriahkan Upacara HUT ke-80 RI di BBKSDA Riau
- Polda Riau Gelar Grand Final Lomba Cipta dan Baca Puisi Semarakkan HUT ke-80 RI
- Kapolri Lantik Komjen Pol Dedi Prasetyo sebagai Wakapolri
- Polres Rohil Gelar Olahraga Bersama dan Lomba Rakyat Meriahkan HUT RI ke-80
- Dorong Keberlanjutan, Pertamina Patra Niaga Sumbagut Benahi Tata Kelola Agen BBM Industri
- Kabar Duka, Komedian dan Presenter Mpok Alpa Meninggal Dunia Setelah Berjuang Lawan Kanker
- Satlantas Polresta Pekanbaru Gelar Olahraga Bersama Sambut HUT ke-80 RI
- Gerakan Pangan Murah Bersama Bulog, Polda Riau Hadir Di Mapolsek Sukajadi
Aksi Bullying di Ponpes Darul Quran Kampar, Pimpinan Pondok: Itu Tunjuk Ajar

Kampar, FNIndonesia.com - Pimpinan pondok pesantren (ponpes) Darul Quran di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau tak mengakui adanya kekerasan atau aksi bullying terjadi di pondok tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Buya Kariman Ibrahim, pimpinan Ponpes Darul Quran seusai menerima inspeksi dari Kemenag Kabupaten Kampar dan UPT PPPA. Buya Kariman dalam pernyataannya menyebut bahwa tidak pernah ada aksi penganiayaan dan perkelahian. Dia berdalih bahwa hal itu sebagai tunjuk ajar kepada adik kelas.
"Penganiayaan, perkelahian tidak ada. Nah itu memberikan pendidikan kepada adiknya orang salat dia melawan, dia keluar, dia melompat, dia mengganggu, bukan berkelahi. Tidak ada membenarkan kekerasan, kekerasan itu tidak ada," kata Kariman.
Baca Lainnya :
- Perundungan di Ponpes Darul Quran Kampar, Kepala Santri Diinjak-injak0
- Kapolsek Senapelan AKP Akira Ceria Sampaikan Pesan Pilkada Damai di Kelurahan Kampung Bandar0
- Polsek Pujud Gencar Sosialisasi Pilkada Damai di Kepenghuluan Sukajadi 0
- Cooling Syatem Jelang Pilkada 2024, Polsek Pujud Gencar Sosilaisasi ke Warga0
- Bakti Sosial Kombes Taufiq Bagikan Sembako ke Petugas Kebersihan dan Driver Ojol0
"Kalau penganiayaan yang satu ini dianiaya, dilepaskan, ditonton oleh orang banyak. Ini tidak, waktu solat diberikan tunjuk ajar supaya dia nanti jangan berbuat lagi. Yang si korban ini melawan pula ditunjuk ajar. Bukan satu kali langsung ditangan (dipukul), tidak," cetusnya.
Soal adanya pemukulan antara sesama santri, Kariman tidak membantah. "Ya, anak sama anak. Jadi kita mendamaikan tidak ada ikut membiarkan. Bukan upaya pemukulan, itu kan reflek," ucapnya.
Dia menyebut bahwa pengawasan di ponpes Darul Quran dilakukan selama 24 jam. Pada saat terjadinya pemukulan itu, semuanya sedang menjalankan ibadah salat zuhur.
"Sedang salat, kalau tidak sedang salat dikawal 24 jam. CCTV ada mau berapa maunya?," lanjutnya.
Setelah terjadi peristiwa itu, pihak ponpes kata Kariman telah berupaya melakukan perdamaian dengan menghadirkan orang tua kedua belah pihak. "Dipanggil, didamaikan, didudukkan. Orang tua sudah ada kesepakatan yang sakit di obat. Yang tanggung jawab yang menangani (memukul), pelaku yang tanggung jawab dan sudah beres," bebernya.
Sementara itu, menangani sanggahan Kariman soal tidak adanya kekerasan di Ponpes Darul Quran, Kepala Unit Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten Kampar, Linda Wati mengatakan, pihak pondok pesantren tidak mengerti apa itu arti kekerasan terhadap anak.
"Yang bisa melakukan kekerasan itu siapa saja? Pondok pesantren, pengasuh, orang tua, siapa saja. Cuma kebetulan yang melakukan kekerasan ini adalah sesama anak yang bersekolah di pondok pesantren. Tapi tidak lepas dari tanggungjawab kita bersama termasuk UPTD PPPA yang akan melindungi anak sebagai korban dan mental anak sebagain pelaku," tegasnya.
Lanjutnya, pelaku dan korban merupakan sesama anak. Untuk itu, PPPA berperan melindungi, mendampingi korban maupun pelaku.
"Agar masalah ini dapat selesai dengan baik dan hak-hak anak segera dapat terutama pendidikannya. Kita akan cari waktu bagaimana kita akan duduk bersama biar masalah ini bisa selesai dengan baik," ucap Linda Wati.(***)