- Gajah Sumatera Ikut Meriahkan Upacara HUT ke-80 RI di BBKSDA Riau
- Polda Riau Gelar Grand Final Lomba Cipta dan Baca Puisi Semarakkan HUT ke-80 RI
- Kapolri Lantik Komjen Pol Dedi Prasetyo sebagai Wakapolri
- Polres Rohil Gelar Olahraga Bersama dan Lomba Rakyat Meriahkan HUT RI ke-80
- Dorong Keberlanjutan, Pertamina Patra Niaga Sumbagut Benahi Tata Kelola Agen BBM Industri
- Kabar Duka, Komedian dan Presenter Mpok Alpa Meninggal Dunia Setelah Berjuang Lawan Kanker
- Satlantas Polresta Pekanbaru Gelar Olahraga Bersama Sambut HUT ke-80 RI
- Gerakan Pangan Murah Bersama Bulog, Polda Riau Hadir Di Mapolsek Sukajadi
- Mahasiswa Unri Geruduk Kantor Gubernur Riau, Pagar Kiri Gedung Jebol Saat Aksi
- Kasus 63 Kg Ganja, UIN Suska Riau Perketat Keamanan dan Bentuk Satgas Antinarkotika
73 Pekerja Migran Indonesia Dideportasi dari Malaysia, Satu Terindikasi Cacar Monyet

Keterangan Gambar : Foto : hms BP3MI Riau
FN Indonesia Dumai – Sebanyak 73 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dideportasi dari Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Dumai pada Sabtu (15/3). Deportasi dilakukan setelah para PMI menjalani hukuman di Depot Tahanan Imigresen Kemayan, Pahang, Malaysia.
Dari total PMI yang dipulangkan, 58 di antaranya adalah laki-laki dan 15 perempuan. Saat tiba di Dumai, mereka menjalani pemeriksaan kesehatan oleh petugas Balai Kekarantinaan Kesehatan Pelabuhan (KKP). Dalam pemeriksaan tersebut, satu PMI terindikasi menderita penyakit menular cacar monyet.
Kepala Balai Pelindungan dan Pelayanan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau, Fanny, mengungkapkan bahwa salah satu PMI mengalami gatal-gatal kronis yang mengarah pada cacar infeksi atau cacar monyet.
"Terdapat satu orang yang sakit gatal-gatal kronis. Diagnosis sementara Balai Karantina mengarah ke cacar infeksi atau cacar monyet," ujarnya pada Minggu (16/3). Saat ini, PMI tersebut tengah menjalani pemeriksaan medis lebih lanjut.
Selain itu, sebagian besar PMI ilegal yang dideportasi juga mengalami penyakit kulit, namun dalam kategori ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus.
Setelah pemeriksaan kesehatan, petugas imigrasi Kota Dumai juga melakukan pemeriksaan dokumen terhadap para PMI. Diketahui, dari 73 PMI yang dideportasi, terdapat empat anak-anak berusia 11 bulan, 13 tahun, empat tahun, dan tiga tahun.
Para PMI ilegal ini kini ditampung di pos P4MI Kota Dumai sembari menunggu jadwal pemulangan ke daerah masing-masing. Dari total 73 PMI, 32 berasal dari Nusa Tenggara Barat, 13 dari Jawa Timur, enam dari Aceh, lima dari Sumatera Utara, serta masing-masing tiga orang dari Jambi, Sulawesi Tengah, dan Jawa Barat. Sementara itu, dua orang berasal dari Riau dan Kalimantan Barat, serta masing-masing satu orang dari NTT, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Banten.
Baca Lainnya :
- Antusiasme Warga Pekanbaru Tinggi, Ratusan Orang Antre Tukar Uang Baru Jelang Lebaran0
- Polri Akan Tindak Tegas Preman Berkedok Ormas yang Ganggu Investasi Nasional0
- Danrem 031/Wira Bima Terima Hibah Tanah dan Bangunan Koramil Inuman dari Pemkab Kuansing0
- BAIC Indonesia Resmikan Dealer ke-9 di Pekanbaru, Perkuat Jaringan di Sumatera0
- Polsek Batu Hampar Giat Patroli Subuh untuk Jaga Kamtibmas Selama Ramadhan 1446 H0
BP3MI Riau kembali mengingatkan masyarakat akan bahaya bekerja di luar negeri secara ilegal. "Negara hadir melalui Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dalam melayani dan melindungi Pekerja Migran Indonesia," tegas Fanny.
Pemerintah mengimbau masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri agar mengikuti prosedur yang legal demi keselamatan dan kesejahteraan mereka di negeri orang. (***)