- Warga Pelalawan Diamankan Polisi atas Dugaan Pencabulan Perempuan Disabilitas
- Pertamina Patra Niaga Sumbagut Pastikan Suplai LPG Aman Selama Libur Panjang Maulid Nabi di Riau
- Patroli Gabungan Polres Kuansing Temukan 55 Rakit PETI di Sungai Kuantan
- Polres Rokan Hilir Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Santuni Anak Yatim dan Ajak Teladani Akhlak Rasulullah
- Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Dugaan Korupsi Digitalisasi Pendidikan Rp1,98 Triliun
- Sindikat Penyelundupan Pekerja Migran ke Malaysia Terungkap, 4 Pelaku Diciduk Polres Rohil
- Ketahuan Pesan Ekstasi, Mantan Bos THM DPoin Ditangkap Ditresnarkoba Polda Riau
- Kapolsek Batu Hampar Gelar Doa Bersama dan Santunan Anak Yatim di Mako Polsek
- Satlantas Polresta Pekanbaru Gelar Polantas Menyapa di Ponpes Darul Muqomah
- Gerakan Pangan Murah Polsek Kandis Diserbu Warga, Harga Sembako Lebih Terjangkau
Ratusan Ojol Geruduk Mapolda Riau, Tuntut Keadilan untuk Rekan yang Tewas Dilindas Rantis Brimob

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Pekanbaru – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) bersama elemen mahasiswa dan masyarakat menggelar aksi demonstrasi di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau, Jalan Pattimura, Pekanbaru, Jumat (29/8/2025).
Massa yang mengenakan atribut ojol berwarna hijau dan hitam itu mulai memadati halaman Mapolda sejak pukul 15.00 WIB. Mereka membawa spanduk dan poster berisi tuntutan keadilan, diiringi teriakan yel-yel yang mendesak aparat kepolisian untuk bertanggung jawab atas insiden yang merenggut nyawa rekan sesama ojol di Jakarta.
Korban, Affan Kurniawan (21), seorang driver ojol, tewas usai dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat kericuhan di Jakarta, Kamis (28/8/2025). Tragedi itu memicu gelombang solidaritas di berbagai daerah, termasuk di Pekanbaru.
Dalam orasinya, salah satu perwakilan ojol menyampaikan kekecewaan mereka terhadap aparat yang dianggap bertindak represif.
“Kami datang ke sini bukan untuk membuat keributan, tapi untuk menuntut keadilan. Saudara kami, Affan, sudah tiada karena ulah aparat. Kami ingin kasus ini diusut tuntas, pelaku diproses secara hukum, bukan sekadar permintaan maaf,” tegas Deni, salah satu koordinator aksi.
Selain itu, para pengunjuk rasa juga mendesak kepolisian agar lebih humanis dalam menghadapi masyarakat. Mereka menilai tindakan aparat yang berujung pada kematian korban telah mencoreng wajah institusi kepolisian di mata publik.
Sejumlah mahasiswa yang bergabung dalam aksi juga menyampaikan bahwa tragedi ini menjadi cermin bahwa kekerasan aparat terhadap rakyat masih kerap terjadi. Mereka menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga ada kejelasan hukum.
Aksi berjalan cukup kondusif meski sempat memacetkan lalu lintas di sekitar Jalan Pattimura. Puluhan personel kepolisian tampak berjaga mengamankan jalannya unjuk rasa. (F)