- Police Go To School, Ditlantas Polda Riau Edukasi Pelajar SMK Soal Keselamatan Lalu Lintas dan Green Policing
- Bupati Pelalawan Zukri Suarakan Aspirasi Masyarakat: Minta Penundaan Relokasi TNTN Hingga Ada Solusi Terbaik
- Antisipasi Musim Kemarau, Polsek Batu Hampar Pasang Spanduk Karhutla di Sungai Sialang
- Kades Ditangkap Polisi di Inhu, Terbitkan SKGR Ilegal di Kawasan Hutan Produksi Terbatas
- Kapolsek LBJ Pimpin Upacara di SDN 009 Kulim Jaya, Tanamkan Nilai Peduli Lingkungan kepada Siswa
- Sebanyak 1.213 Butir Ekstasi Disita Polsek Siak, Dua Tersangka di Tangkap
- Jalan Lintas Kubu Rohil Diselimuti Kabut Asap Tebal, Sebagian Warga Mengungsi
- Aksi Heroik Kasatreskrim Polres Kampar Tangkap Pelaku dan Padamkan Karhutla di Dekat Permukiman
- Verifikasi Hotspot Jadi Kunci, Polda Riau Tegaskan Tidak Semua Titik Panas adalah Kebakaran
- Innova Tabrak Pejalan Kaki di Pekanbaru, Dosen dan Suaminya Luka Berat, Diduga Sopir Mabuk
Kapolri Terima Gelar Anugerah Adat Ingatan Budi dari LAM Riau, Ini Maknanya

Keterangan Gambar : Foto : Istimewa
FN Indonesia Pekanbaru – Sebuah momen bersejarah tercipta di Balai Adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau pada Sabtu, 12 Juli 2025, ketika Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., secara resmi menerima gelar kehormatan adat Melayu bertajuk “Anugerah Adat Ingatan Budi.” Penganugerahan ini bukan sekadar simbol budaya, melainkan bentuk penghormatan mendalam dari masyarakat Melayu Riau atas dedikasi dan kontribusi Kapolri dalam menjaga nilai-nilai adat, budaya, serta kelestarian alam Melayu.2
Gelar "Anugerah Adat Ingatan Budi" diserahkan langsung melalui prosesi adat yang dipimpin oleh pemuka LAM Riau. Prosesi ini diawali dengan pemasangan tanjak dan selendang adat, dilanjutkan dengan pembacaan naskah kehormatan, serta diakhiri dengan prosesi tepuk tepung tawar. Tepuk tepung tawar sendiri merupakan simbol restu dan doa dalam tradisi Melayu, menambah sakralnya acara tersebut.3
Ketua Umum DPH LAM Riau, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, menjelaskan bahwa gelar ini merupakan wujud rasa hormat dan balas budi masyarakat Melayu Riau atas komitmen Kapolri dalam merawat nilai-nilai budaya dan adat Melayu di tengah modernisasi dan tantangan global. “Gelar ini adalah pengakuan terhadap komitmen beliau yang tidak hanya menjaga keamanan negara, tetapi juga ikut menjaga warisan kebudayaan kami,” ujar Datuk Seri Taufik.
Datuk Seri Taufik juga menekankan bahwa penganugerahan "Ingatan Budi" diberikan dengan pertimbangan matang. Dalam istilah Melayu, budi memiliki makna yang mendalam dan mengiringi sesuatu yang nyata serta kekal dikenang sepanjang masa.
“Itulah makanya muncul peribahasa utang emas dapat dibayar, tetapi utang budi dibawa mati. Kepada tuan Listyo akan dikenakan tanda kehormatan, setelah itu digelar tepuk tepung tawar, semuanya ini adalah simbol kebaikan," jelasnya.
Penganugerahan dan pembacaan warkah Ingatan Budi dipimpin langsung oleh Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri Raja Marjohan Yusuf.
“Dengan rida Allah Swt, pada hari ini LAM Riau setelah meneliti dengan cermat, secara ikhlas memberikan anugerah adat kepada tuan Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Kepada beliau diserahkan warkah tanda kehormatan berupa pakaian kebesaran, tanjak, salempang dan keris adat Melayu Riau," tutur Datuk Seri Raja Marjohan.
Dalam sambutannya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehormatan yang diberikan. Ia menegaskan bahwa anugerah tersebut adalah simbol tanggung jawab moral sekaligus pengingat bahwa pengabdian sejati harus dilandasi nilai-nilai luhur, keikhlasan, dan rasa cinta terhadap bangsa.4
“Gelar ini menjadi cambuk moral bagi kami di Polri untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. ‘Ingatan Budi’ adalah cermin agar setiap tindakan kita berakar dari kebaikan, dan membawa manfaat yang bisa dikenang,” ungkap Kapolri.
Penganugerahan ini bukan hanya penghormatan terhadap individu, tetapi juga menjadi simbol sinergi antara institusi negara dan masyarakat adat. LAM Riau, sebagai lembaga pelestari budaya Melayu yang berdiri sejak 6 Juni 1970, dinilai berhasil menjaga jati diri budaya di tengah arus globalisasi.
Kapolri berharap momen ini menjadi jembatan untuk memperkuat kolaborasi antara Polri dan masyarakat adat, khususnya dalam mewujudkan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang berbasis pada kearifan lokal. “Jika kita selalu bersatu, negeri ini pasti semakin berjaya,” tutup Kapolri dengan petuah Melayu.
Anugerah “Ingatan Budi” menjadi penanda penting bahwa kekuatan sebuah bangsa tak hanya dibangun oleh kekuasaan dan kebijakan, tetapi juga oleh nilai-nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat.5 Di tanah Melayu, kehormatan bukan sekadar gelar, melainkan sebuah amanah.
Upacara penganugerahan berlangsung penuh khidmat dan sakral, dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, Gubernur Riau Abdul Wahid, Wakil Gubernur SF Hariyanto, Wakapolda Riau Brigjen Pol Jossy Kusumo, Ketua Umum MKA LAM Riau Datuk Seri H. Marjohan Yusuf, Ketua Umum DPH LAM Riau Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, dan ratusan tamu kehormatan lainnya. (***)